Halaman Awal
▼
13 Juni 2015
SANG - Cerpen
"SANG"
Oleh N Yahya Yabo
‘Mereka
akan berlayar mengarungi samudera melawan semua ombak ganas dalam lautan lepas
hingga mereka mendapatkan peradaban bahkan membangun peradaban’
Matahari belum menampakkan cahayanya dan masih
besembunyi di balik gunung. Rombongan itu sudah mengembangkan layarnya pada
perahu finisinya. Ssperti biasa mereka hendak mencari ikan di laut lepas karena
mereka memang melakukannya setiap hari. Entah dari pagi tadi sampai matahari
tepat berada di atas mereka tegak lurus terhadap kepala, mereka belum juga
mendapatkan ikan satu pun. Hanya udang-udang kecil yang mereka dapat. Pimpinan
rombongan itu bertanya pada rekan-rekannya.
“Kenapa tak ada satupun ikan yang kita tangkap.”
Salah seorang dari anggota rombongan itu menanggapi
pertanyaan Aji Pao, ketua rombongan.
“ikan-ikan sekarang mungkin sudah mulai habis”
jawabnya.
“bagaimana mungkin ikan-ikan sudah mulai habis hanya
karena kita para pelaut menangkapnya.” Aji Pao memalingkan pandangannya ke arah
anggotanya.
Mereka pulang dengan hanya membawa udang-udang kecil
hasil tangkapan.
Xxx
Keesokan harinya mereka kembali berlayar. Tapi cuaca
sedang dalam keaadaan tidak bersahabat. Gumpalan awan mendung di langit menggelapkan
lautan yang tak berbatas itu. Aji Pao dan lima anggotanya tak menghiraukan
cuaca, mereka terus saja mengembangkan layar kapalnya. Mereka sampai di tengah
laut. Gumpalan awan mendung masi mengitari langit hingga gumpalan mendung itu
menumpahkan air hujan yang cukup deras. Kapal Aji Pao dan rombongannya tak
mampu menghindari air hujan itu.
“Aji, coba lihat di sana.” Anggota dari Aji Pao
melihat sesuatu sambil menunjuk ke arah timur.
“iya. Aku melihatnya. Sesuatu itu seakan bergerak ke
arah kita.” Jawab Aji Pao.
Mereka terus mempertahankan kapal agar kapal tak
terlalu bergoyang karena hujan deras sedang mengintai mereka. Kini mereka tahu
bahwa yang mereka lihat itu adalah ombak besar yang sedang bergerak ke arah
mereka. Mereka tak boleh terkena ombak itu. Aji Pao berusaha mengemudikan kapal
agar mereka terhindar ombak. Hujan pun
menambah deretan perjuangan mereka di laut. Sekuat apapun Aji Pao mengarahkan
kapalnya agar tidak terkena ombak tapi ternyata kapal mereka tak bisa
terhindar. Ombak itu menghantam bagian sisi kapal.
09 Juni 2015
Rani dan Rian - Cerpen
RANI dan RIAN
Di
antara sore dan malam ada senja...
Dan
..
Telah
kukisahkan kisahnya dalam kisahmu kelak.
Pertemuan yang tak terdugadi
suatu kegiatan luar kampus. Kini genap lima bulan setelah kegiatan yang dia
ikuti di
sebuah tempat. Orang-orang bertahanlah yang sempat bertahan dalam lingkaran.
Entah kapan perasaan-perasaan
seorang anak muda itu muncul pada dirinya. Padahal waktu telah ia lewati
bersama temannya itu, suka, canda, tawa bahkan samapai duka. Rian telah menjadi
bagian dari rasa persaudaraan teman-temannya. Ada satu sosok yang membuat Rian
penuh semangat dan gairah saat melihatnya. Sebut saja dia Rani. Sosok rani
inilah yang membuat Rian berbeda dari yang sebelumnya. Randi, teman Rian yang selalu
bersama, yang selalu memberikan motivasi dan dorongan spirit terhadap rian.
Rian kini masih bimbangdengan perasaannya. Mungkin karena rani yang telah
dianggapanya saudara kini perlahan-lahan Rian menyukainya. Di sisi lain Rian
telah menganggapanya saudara dan di sisi lain Rian tidak bisa pungkiri
perasaannya terhadap Rani. Sama dengan bulan dan matahri harus selalu menunggu
malam untuk muncul dan harus menuggu pagi baru matahari terbit. Begitu juga
perasaan Rian terhadap Rani.
Rian takut untuk mengatakan
perasaanya terhadap rani. Tapi Randi selalu saja ada dibelakangnya, selalu
mendukungnya. Yah mungkin hanya Randi yang mengetahui hal ini, karena Rian
selalu bercerita kepada Randi. Kalopun ada teman lain yang mengetahui perasaan
rian terhadap Rani itu karena gerak-gerik Rian yang selalu memberikan perhatian
lebih terhadap Rani. Sampai saat ini Rian belum mengungkapkan perasaanya. Raian
hanya bisa menunggu dan menunggu kapan dia harus mengatakan perasaanya yang
telah lama dia pendam dalam hati. Mungkin menunggu saat-saat yang tepat Rian
untuk menyatakanya. Berdosa atau tidak berdosa sebab Rian telah melanggar rasa
persaudaraanya terhadap rani. Yah itulah cinta katanya tak bisa dihalangi oleh
apapun dan siapapun. Seperti air yang selalu mengalir deras walaupun kadang ada
bendungan yang menghalangi, bendungan itu akan terhantam dengan derasnya air
hingga air melewati bendungan.
Xxx