Tonton Video Berikut:
Office Tour Bincang-bincang: Cerita Pengalaman Seni Peran & Musik bersama Selebgram Prisca Leaf
Foto: Yahya Yabo |
Juli 2021. Beberapa pekan
ini dunia dihebohkan dengan berita dua Miliuner Amerika serikat sedang bersaing
terbang ke luar angkasa dengan masing – masing perusahaan mereka. Yah, pasti
kalia tahu. Dua Miliuner itu yakni Richard Branson dan Jeff Bezos. Richard
Branson pendiri Virgin Galactic menggunakan pesawatnya untuk terbang ke luar
angkasa pada Minggu 11/07/2021. Sementara Jeff Bezos melakukan penerbangan ke
luar angkasnya pada Selasa, 20/07/2021 dengan menggunakan pesawat New Shepard buatan perusahaan Blue Origin
milik Jeff Bezos sendiri.
Juli
2021, Bontang. Kasus Covid-19 di Kota Bontang dalam pekan - pekan terus
meningkat. Melihat dari data Satgas Covid-19 kota Bontang pada akhir-akhir
bulan Juli 2021, 15 kelurahan yang ada di kota Bontang berada di zona merah.
Dengan total lebih 9.439 kasus di Bontang dan angka kasus aktif sebanyak 1.879
kasus (per tanggal 22 Juli 2021). Berharap kasus Covid-19 tidak harus
meningkat.
Kedua
perisitiwa itu terjadi di bulan Juli. Aku bukan ingin menceritakan kedua hal
itu. Pertama untuk kedua Miliuner itu yang terbang ke luar angkasa adalah
bisnis mereka yang ingin ‘mempariwisatakan’ luar angkasa. Kedua mengenai kasus
Covid-19, aku atau bahkan jurnalis lainnya ingin tidak ada lagi pemberitaan
mengenai Covid-19. Harus usai. Atau Covid-19 sudah akan menjadi bagian dari
kehidupan kita umat manusia.
Nah,
di paragraf ke empat ini, aku akan
memulai menceritakan ceritaku bersama sebagai Junalis yang biasa orang juga
kenal wartawan atau pemberi/penyampai informasi ke publik.
Sebelumnya,
pada 2015 pertama kali aku menjadi jurnalis/wartawan media cetak. Mengenal teknik
tulis-menulis dalam media sudah aku tahu sejak aku berkuliah. Aku menyelesaikan
kuliah 2015. Desember 2015 aku bekerja di media cetak lokal Bontang, Bontang
Post. Akhir tahun menuju 2016. Awal liputan ditugaskan mencari pernak – pernik
Natal yang saat itu akan merayakan hari Raya Natal 2015.
Aku
menjalani tugas liputan. Liputan seputar kota. Mencari berita unik, menarik dan
dekat dengan masyarakat. Melihat permasalahan masyarakat. Keliling – keliling
kota Bontang. Pernah aku lalui.
Suatu
ketika, aku sudah berusaha mencari liputan. Seharian. Sudah susah payah.
Berkeliling, tapi ide liputan belum muncul. Baru awal-awal tugas. Sampai di kantor.
Waktu itu malam. Aku ditanya salah satu redaktur. ‘Mana beritamu hari
ini’? ku jawab ‘belum ada’. Kemudian
dibalas ‘Ngapain kamu datang kalau nda ada beritamu’.
2016.
Beberapa bulan menjalani tugas. Aku masih sering bingung. Suatu waktu ada
liputan. Liputan besar waktu itu. Kejadian terbakarnya orang utan di Km 3, Kelurahan
belimbing. Satu orang utan dewasa dan dua orang utan masih kecil mati terbakar.
Aku ikut liputan. Langsung, di Tempat Kejadian Perkara. Berita kebakaran orang utan
itu menjadi headline di media lokal. Masih beberapa media waktu itu di Bontang,
juga belum banyak online. Beritanya pun bahkan menjadi berita nasional.
Beberapa
bulan mengenyam di media cetak lokal. Ketika itu, aku masih tidak menyangka
bisa bergabung dengan Tim hebat. Timnya dulu diberi nama Hunter. Ada aku dan
satu laki-laki dan dua orang wanita tergabung dengan Tim.
Saat masih
bersama Tim Hunter. Aku pernah ditugaskan liputan khusus. Liputan mengenai LGBT
di Bontang. Liputan itu menjadi headline. Berkesan juga bagi aku. Liputan
mendalam. Suatu masalah. Diberikan beberapa waktu menyelesaikan liputan. Mengenai
Tim hunter, beberapa masih aktif di media, ada juga yang sudah tidak ada kabar
selepas keluar dari media. Pertengah tahun istrahat.
2017-2018.
Jeda dari media. Walau pun jeda, aku tetap menulis opini ke media. Beberapa
dimuat. Pasti ada juga tidak.
Desember
2018. pertengahan Desember. Memulai kembali di media. Kali ini di media audio
visual. Media Televisi lokal. PKTV. Ceritanya baru bermula. Menjadi Reporter. Ini
juga mengenai awal liputan di media Televisi. Meliput perayaan hari keagamaan. Ketika
itu, mendekati perayaan hari raya Natal 2018. Tugas dari kantor. Langsung meliput
perayaan hari raya Natal di Gereja yang ada di Bontang. Malam Misa.
Sudah
pasti malam itu, penjagaan gereja pasti lebih ketat dari hari biasanya. Para
jemaat yang masuk gereja wajib diperiksa. Ada penjagaan. Polisi sigap dengan
penjagaan alat deteksi logam. Semua diperiksa. Aku bersama senior reporter
masuk juga diperiksa. Semua barang bawaan. Diperiksa menggunakan alat deteksi
logam. Di depan pintu gereja. Saat itu detak denyut jantungku berdenyut
kencang. Entah kenapa. Atau karena baru kali pertama aku memasuki Rumah ibadah
orang lain, Gereja.
Aku
masuk. Tetap dengan ‘deg-degan’. Dari depan hingga belakang ruangan, aku lihat bangku
panjang yang menyamping terisi penuh. Aku mencari bangku yang kosong. Sebeleh kiri
gedung terlihat satu bangku yang tidak diduduki. Aku duduk. Berbeda dengan yang
lain. Tapi panitia kegiatan tetap mengenaliku.
Proses
Misa berlangsung. Dari awal proses hingga selesai ku lihat. Aku hanya duduk.
Tidak tahu harus melakukan apa. Hanya senior reporter yang mengambil gambar.
Aku ditugaskan mewawancarai pendeta. Ini pertama kali aku masuk ke Gereja. Pada
saat rangkaian Misa dan proses lainnya, di dalam hati aku mengingat.
Bagiku,
tidak masalah. Hanya saja ini pengalaman pertamaku masuk rumah Ibadah agama
lain. Menyaksikan secara langsung dari dalam. Aku seorang Muslim. Ini tugas.
Tugas dari pekerjaan. Sebagai reporter.
Sebagai
jurnalis/reporter harus siap. Siap ditugaskan dimana saja. Selagi mampu. Punya
bekal. Punya identitas diri.
Awal
2020. Kasus covid-19 pertama yang tercatat di Indonesia terjadi di bulan Maret
2020. Dua orang yang terkonfirmasi kasus korona pertama yakni Ibu dan Anak.
Dari kasus pertama itu, menyebar. Semakin banyak. Hingga kasus Covid-19
pengaruhi segala lini. Sosial, ekonomi, agama, pandangan, kebijakan hingga juga
pengaruhi tugas – tugas sebagai jurnalis.
Awal –
awal kasus meningkat di tahun itu, membuat semua panik, khawatir, saling menghindari
jarak. Sebagai media televisi yang lebih mengedepankan Visual Audio. Pasti
sulit. Bertemu langsung dengan narasumber tidak bisa dielakkan. Dengan siapa
saja. Namun, pasti ada saja yang tidak ingin bertemu. Ini sering sulit bagi
jurnalis televisi. Ketakutan narasumber bertemu orang di awal – awal pandemi
Covid-19. Semuanya aku alami. Dijalani, dengan beberapa aturan – aturan baru.
Dalam kehidupan. Harus memakai masker ketika keluar rumah, menjaga jarak dan
tidak bersentuhan.
Juli
2021. Kota Bontang masih dalam status zona merah. Semua kelurahan. Termasuk
Kelurahan tempat aku tinggal. Loktuan. Salah satu yang tertinggi.
Aku
akhiri tulisan ini. Hanya sedikit cerita. Pengalaman. Merasakan langsung.
Salam.
Berkunjung Juga ke: Media Bukan Alat Pembuat Meriah
*Ditulis pada 27 Juli 2021