Mobilisasi Warga Kota
Oleh N Yahya Yabo
Hiruk pikuk kendaraan lalu lalang. Panas matahari masih menyengat. Lalu-lalang warga kota juga terasa. Padat kendaraan di jalanan terasa membuat kepala penat. Aku mencoba untuk menggunakan transportasi massal 'busway' untuk kali pertama. Rute yang aku lalui pertama dari halte Rs Harapan Kita menuju Benhil dan terus ke Masjid Agung Al-Azhar. Macet juga masih meramba di jalan. Jalur yang diperuntukkan untuk 'busway' masih saja diserobot oleh pengguna jalan yang lain. Orang-orang sudah banyak yang menunggu di halte. Bus datang. Aku mulai masuk koridor busway bersama teman. Teman ini yang 'menampung' aku sementara di Jakarta. Namanya Teguh. Aku masih sementara tinggal di kosannya. Karena aku masih mencari pekerjaan. Dia juga yang memberitahukan bahwa akan ada 'job fair' di Jakarta.
Aku sebelumnya berada di Depok, tempat kakak sepupu dua kali (sappo'dalam bahasa Bugis). Aku berangkat dari Depok ke Jakarta, dari Stasiun Depok Lama ke Stasiun Tanah Abang, Jakarta dengan waktu tempuh sekira 50 menit, lebih 16 stasiun aku lewati. Setelah sampai di stasiun Tanah Abang aku melanjutkan ke kosan Teguh. Menggunakan bajjai sekitar lebih kurang 15 menit, pertama kali naik bajjai. Aku sampai di Rs Harapan Kita jalan Kota Bambu Selatan, Slipi Jakbar, arah yang ditunjukkan Teguh. Sebab Aku tidak tahu arah jalan Jakarta. Aku tiba di kosan Teguh.
Saat setelah masuk koridor busway, aku duduk di kursi sebelah kiri busway. Teguh sebelah kananku. Di dalam koridor hanya ada beberapa orang, entah mereka akan berangkat kerja atau baru akan pulang rumah dari bekerja. Suasana dingin, karena AC masih menyala saat kendaraan juga sementara beroperasi. Suasana juga dingin sebab tak ada obrolan saling menyapa. Saling menatap dan memerhartikan satu sama lain. Seperti itu keadaan dalam busway. Beberapa saat kemudian kami sampai di halte Benhil untuk berpindah ke arah Masjid Agung. Saat di halte inilah makin banyak penumpang. Berdesakan tidak bisa dihindari. Berpindah busway. Beberapa menit setelah dari halte transit, kami sampai di tujuan, Masjid Agung. Saat sampai,waktu sudah memasuki Sholat Isya padahal kami berangkat pukul 17:00 dari kosan. Seperti itulah mobilisasi warga kota, macet, individu dan saling waspada. (yab)
Oleh N Yahya Yabo
Foto: Yahya Yabo |
Hiruk pikuk kendaraan lalu lalang. Panas matahari masih menyengat. Lalu-lalang warga kota juga terasa. Padat kendaraan di jalanan terasa membuat kepala penat. Aku mencoba untuk menggunakan transportasi massal 'busway' untuk kali pertama. Rute yang aku lalui pertama dari halte Rs Harapan Kita menuju Benhil dan terus ke Masjid Agung Al-Azhar. Macet juga masih meramba di jalan. Jalur yang diperuntukkan untuk 'busway' masih saja diserobot oleh pengguna jalan yang lain. Orang-orang sudah banyak yang menunggu di halte. Bus datang. Aku mulai masuk koridor busway bersama teman. Teman ini yang 'menampung' aku sementara di Jakarta. Namanya Teguh. Aku masih sementara tinggal di kosannya. Karena aku masih mencari pekerjaan. Dia juga yang memberitahukan bahwa akan ada 'job fair' di Jakarta.
Aku sebelumnya berada di Depok, tempat kakak sepupu dua kali (sappo'dalam bahasa Bugis). Aku berangkat dari Depok ke Jakarta, dari Stasiun Depok Lama ke Stasiun Tanah Abang, Jakarta dengan waktu tempuh sekira 50 menit, lebih 16 stasiun aku lewati. Setelah sampai di stasiun Tanah Abang aku melanjutkan ke kosan Teguh. Menggunakan bajjai sekitar lebih kurang 15 menit, pertama kali naik bajjai. Aku sampai di Rs Harapan Kita jalan Kota Bambu Selatan, Slipi Jakbar, arah yang ditunjukkan Teguh. Sebab Aku tidak tahu arah jalan Jakarta. Aku tiba di kosan Teguh.
Saat setelah masuk koridor busway, aku duduk di kursi sebelah kiri busway. Teguh sebelah kananku. Di dalam koridor hanya ada beberapa orang, entah mereka akan berangkat kerja atau baru akan pulang rumah dari bekerja. Suasana dingin, karena AC masih menyala saat kendaraan juga sementara beroperasi. Suasana juga dingin sebab tak ada obrolan saling menyapa. Saling menatap dan memerhartikan satu sama lain. Seperti itu keadaan dalam busway. Beberapa saat kemudian kami sampai di halte Benhil untuk berpindah ke arah Masjid Agung. Saat di halte inilah makin banyak penumpang. Berdesakan tidak bisa dihindari. Berpindah busway. Beberapa menit setelah dari halte transit, kami sampai di tujuan, Masjid Agung. Saat sampai,waktu sudah memasuki Sholat Isya padahal kami berangkat pukul 17:00 dari kosan. Seperti itulah mobilisasi warga kota, macet, individu dan saling waspada. (yab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar