Halaman Awal

23 Desember 2022

Aku Lupa Waktu dalam Dunia Maya

Aku Yahya Yabo. Keseharianku menjadi Jurnalis di media lokal Bontang, Kalimantan Timur. Pastinya akan selalu membutuhkan gawai dan internet. Gawai dan internet bagi jurnalis itu suatu kebutuhan. Sama seperti fungsi pakaian yang dibutuhkan jurnalis.

Setiap hari harus mencari berita, ‘update’ berita, menulis berita hingga membutuhkan internet untuk menuntaskan pekerjaan.

Dalam keseharian, aku tidak begitu ‘romantis’. Hanya seperti orang lain pada umumnya. Menggunakan internet pada umumnya.

Disela kesibukan sebagai jurnalis. Pasti ada waktu untuk menikmati waktu sendiri. Hanya sendiri namun ditemani gawai. Berselancar di dunia maya. Gawai yang juga digunakan sebagai alat kerja.

Aku sering menggunakan Youtube dan Instagram untuk berselancar di dunia maya. Mencari informasi maupun untuk hiburan pribadi. Tak kala sudah berada di dunia maya, aku sering lupa waktu. Berselancar sendiri, jauh masuk ke dunia orang lain. Melihat sisi internet yang begitu luas.

Dari internet, informasi tak dapat dibendung. Begitu banyak kabar. Dari kabar yang memang benar hingga kabar bohong atau hoaks. Terkadang kabar fitnah juga ada. Itulah internet.

Tapi dari situ, masyarakat harus jeli. Menerima informasi dan kabar sehingga tidak menerima kabar hoaks. Hoaks bisa mengenai siapa saja, tanpa pandang usia. Bahkan, para elit pun bisa terkena kabar hoaks. Seperti beberapa waktu lalu. Ketika kebohongan mengenai pemukulan salah satu aktris senior padahal melakukan operasi plastik.

Kembali ke aktivitasku. Dari ke dua media sosial itu, aku sering melupakan waktu saat berselancar di dunia maya. Mencari hiburan di sana rasanya seperti ‘candu’ yang membuat ketagihan. Sayangnya, kadang aku tidak bisa mengontrol keadaan itu. Terus saja terbuai di media sosial. Dari satu media sosial ke media sosial lainnya. Terbuai.

Tak jarang. Semua akses internet bisa diakses semua kalangan hingga anak-anak. Namun, di situ sisi ‘negatif’ internet. Akses yang memudahkan akan membuat yang mengaksesnya tidak mengenal batasan usia. Bisa mengakses apa saja.

Aku pun, masih terkadang melihat konten dewasa di media sosial, yang mungkin bisa diakses di bawah usia yang diperbolehkan.

Kalau dipikir, waktu kadang terbuang percuma untuk memuaskan hasrat bermedia sosial. Tapi, disitulah sisi kenikmatan internet. Melihat dunia hanya melalui gawai ukuran kecil. Di sudut ruang atau di kamar sendiri. Dengan keadaan apa pun, bisa menikmati internet.

Lupa waktu inilah yang aku sebut penyakit masa kini. Hingga mengabaikan semuanya. Baik pekerjaan pribadi maupun pekerjaan yang ada di rumah. Ingat saja, jangan sampai lupa waktu. Bagiku masih banyak yang bisa dilakukan tanpa terhubung internet.

Aku khawatir jika ini akan berlangsung lama. Kebiasaan yang bisa saja ‘mematikan’. Aku kadang bersalah sendiri. Tidak bisa membagi waktuku untuk kunikmati. Butuh waktu sendiri itu juga pentingkan.

Berikan coba solusinya padaku.?


Kunjungi juga - Aku, Jurnalis dan Kota Bontang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar