Halaman Awal

27 Maret 2016

Kisah Pak Sahrul - Feature

Kisah Pak Tua Pengumpul Kardus bekas
Oleh N Yahya Yabo – Bontang

SETIAP HARI: Mencari kardus bekas bersama anaknya.










Setiap hari berjalan kaki bersama anak kumpulkan kardus bekas
Terik matahari tak pernah ia rasakan. Peluh masih menyingkap di balik badannya. Hingga sore hari dia masih mendorong gerobak yang berisikan kardus-kardus bekas hasil kumpulannya dengan anaknya yang berdiri di atas gerobak. Sahrul (65) bersama anaknya Joni (5) setiap harinya berjalan mencari kardus bekas. Warga yang tinggal di RT 27 Kelurahan Tanjung Laut ini telah bekerja sebagai pencari barang bekas 23 tahun lebih. Mengumpulkan kardus tiap harinya, hanya bisa mendapatkan hingga 5 kg perhari. Setiap kilonya dia jualkan hanya Rp 800 - Rp1000. Dia mengaku berjalan dari kelurahan Tanjung Laut menuju ke daerah  depan Rudal.
“Setiap hari hanya dapatkan 5 kilo,” Kata Pak Sahrul saat ditemui di jalan A. Yani.
Pak Sahrul yang memiliki lima anak tetapi tak tinggal bersama. Hanya joni sibungsu yang menemaninya bersama istri keduanya.
“Anak saya ada lima, tapi yang lain ada di luar kalimantan.” Kata Pak Sahrul Jumat (25/12).

Dia mengatakan Setiap harinya berangkat dari rumah pada pukul 14:00 Wita hingga selesai tiap malam pada pukul 19:00 Wita. Selain mencari kardus bekas tak ada lagi pekerjaaan yang dia kerjakan. Pria yang sering disapa dengan Oddo mengaku sangat butuh bantuan pemerintah. Pasalnya selama ini, dia tak pernah mendapatkan bantuan sosial dan juga dia tak terdaftar sebagai warga miskin. Dia mengatakan selama 23 tahun menjadi pengumpul kardus bekas dia tak pernah sekalipun menerima bantuan dari pihak pemerintah. “Saya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Bontang. Saya berharap pada pemerintah agar ada kepedulian bagi kami. ” Tutup Pak Sahrul (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar