Kisah Pak Tua Pengumpul
Kardus bekas
Setiap hari berjalan kaki bersama anak kumpulkan kardus bekas
Oleh N Yahya Yabo – Bontang
SETIAP HARI: Mencari kardus bekas bersama anaknya. |
Setiap hari berjalan kaki bersama anak kumpulkan kardus bekas
Terik matahari tak pernah
ia rasakan. Peluh masih menyingkap di balik badannya. Hingga sore hari dia
masih mendorong gerobak yang berisikan kardus-kardus bekas hasil kumpulannya
dengan anaknya yang berdiri di atas gerobak. Sahrul (65) bersama anaknya Joni
(5) setiap harinya berjalan mencari kardus bekas. Warga yang tinggal di RT 27
Kelurahan Tanjung Laut ini telah bekerja sebagai pencari barang bekas 23 tahun
lebih. Mengumpulkan kardus tiap harinya, hanya bisa mendapatkan hingga 5 kg
perhari. Setiap kilonya dia jualkan hanya Rp 800 - Rp1000. Dia mengaku berjalan
dari kelurahan Tanjung Laut menuju ke daerah
depan Rudal.
“Setiap hari hanya dapatkan
5 kilo,” Kata Pak Sahrul saat ditemui di jalan A. Yani.
Pak Sahrul yang memiliki
lima anak tetapi tak tinggal bersama. Hanya joni sibungsu yang menemaninya
bersama istri keduanya.
“Anak saya ada lima, tapi
yang lain ada di luar kalimantan.” Kata Pak Sahrul Jumat (25/12).
Dia mengatakan Setiap
harinya berangkat dari rumah pada pukul 14:00 Wita hingga selesai tiap malam
pada pukul 19:00 Wita. Selain mencari kardus bekas tak ada lagi pekerjaaan yang
dia kerjakan. Pria yang sering disapa dengan Oddo mengaku sangat butuh bantuan
pemerintah. Pasalnya selama ini, dia tak pernah mendapatkan bantuan sosial dan
juga dia tak terdaftar sebagai warga miskin. Dia mengatakan selama 23 tahun
menjadi pengumpul kardus bekas dia tak pernah sekalipun menerima bantuan dari
pihak pemerintah. “Saya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Bontang.
Saya berharap pada pemerintah agar ada kepedulian bagi kami. ” Tutup Pak Sahrul
(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar