Masjid Darul Irsyad Al-Muhajirin, sore hari 17.15 Wita.
Orang-orang datang menikmati sore. Bersama, keluarga, anak, teman. Siapa pun
yang bersama mereka.
Suasana sore itu cerah. Langit biru indah dengan cahaya
senja berkilau di ujung barat. Angin berhembus sepoi. Dengan kicau burung
sesekali.
Masjid yang berada di atas laut. Laut terlihat tenang dengan
desiran ombak. Empat kapal bersandar. Salah satunya bertulis KM Anugrah Mulia
Setia. Entah kapal-kapal itu telah usai berlayar atau masih bersandar menunggu
waktu berlayar kembali.
Terlihat ada beberapa orang memancing. Memasang umpan. Seseorang
entah sudah berapa lama menunggu umpan disambar ikan. Sore makin berlarut.
Terlihat suasana makin ramai. Deretan motor terparkir. Sesekali
menengok sekeling.
Ada penjual ‘pentol’ bakar, penjual somai, penjual batagor
dan abang-abang odong-odong. Mereka yang dianggap berhasil memajukan UMKM. Saat
situasi ekonomi anjlok ketika pandemi Covid-19 hingga tahun berlangsung.
Sore kian berlarut. Sudah 30 menit lebih menikmati sore di depan
masjid. Kian ramai orang berdatangan. Setelah diresmikan pada tahun 2022 lalu. Masjid
itu menjadi ikon. Orang-orang menyebutnya ikon masjid terapung di atas laut.
Jadi destinasi wisata. Dikunjungi warga. Namun hingga kini masih belum terlihat
kekuatan destinasinya. Tapi terlihat orang menikmati kunjungannya.
Suara keramaian kian bertambah. Orang masih sibuk nikmati
suasana. Ada yang berselfi ria, menikmati beberapa jajanan. Hingga menikmati
terbenamnya matahari sebagai pertanda batas hari antara sore dan malam.
Di antara batas hari itu, ada pesona langit yang indah. Orang-orang
menyebutnya senja.
Gelap akan menjama. Orang-orang kembali pulang. Masjid juga akan
mengumandangkan azan. Panggilan Ilahi pada manusia.
Aku bergegas pulang. Tidak ada kata. Semua juga akan kembali
pulang. Pada akhirnya.
Ini cerita Minggu pertama. Kalau ada waktu, akan ada cerita Minggu
lainnya juga di tempat berbeda. Aku akhiri ceritanya. Pada pukul 17.53 Wita. See
you.
#CeritaMingguSatu