RANI dan RIAN
Di
antara sore dan malam ada senja...
Dan
..
Telah
kukisahkan kisahnya dalam kisahmu kelak.
Pertemuan yang tak terdugadi
suatu kegiatan luar kampus. Kini genap lima bulan setelah kegiatan yang dia
ikuti di
sebuah tempat. Orang-orang bertahanlah yang sempat bertahan dalam lingkaran.
Entah kapan perasaan-perasaan
seorang anak muda itu muncul pada dirinya. Padahal waktu telah ia lewati
bersama temannya itu, suka, canda, tawa bahkan samapai duka. Rian telah menjadi
bagian dari rasa persaudaraan teman-temannya. Ada satu sosok yang membuat Rian
penuh semangat dan gairah saat melihatnya. Sebut saja dia Rani. Sosok rani
inilah yang membuat Rian berbeda dari yang sebelumnya. Randi, teman Rian yang selalu
bersama, yang selalu memberikan motivasi dan dorongan spirit terhadap rian.
Rian kini masih bimbangdengan perasaannya. Mungkin karena rani yang telah
dianggapanya saudara kini perlahan-lahan Rian menyukainya. Di sisi lain Rian
telah menganggapanya saudara dan di sisi lain Rian tidak bisa pungkiri
perasaannya terhadap Rani. Sama dengan bulan dan matahri harus selalu menunggu
malam untuk muncul dan harus menuggu pagi baru matahari terbit. Begitu juga
perasaan Rian terhadap Rani.
Rian takut untuk mengatakan
perasaanya terhadap rani. Tapi Randi selalu saja ada dibelakangnya, selalu
mendukungnya. Yah mungkin hanya Randi yang mengetahui hal ini, karena Rian
selalu bercerita kepada Randi. Kalopun ada teman lain yang mengetahui perasaan
rian terhadap Rani itu karena gerak-gerik Rian yang selalu memberikan perhatian
lebih terhadap Rani. Sampai saat ini Rian belum mengungkapkan perasaanya. Raian
hanya bisa menunggu dan menunggu kapan dia harus mengatakan perasaanya yang
telah lama dia pendam dalam hati. Mungkin menunggu saat-saat yang tepat Rian
untuk menyatakanya. Berdosa atau tidak berdosa sebab Rian telah melanggar rasa
persaudaraanya terhadap rani. Yah itulah cinta katanya tak bisa dihalangi oleh
apapun dan siapapun. Seperti air yang selalu mengalir deras walaupun kadang ada
bendungan yang menghalangi, bendungan itu akan terhantam dengan derasnya air
hingga air melewati bendungan.
Dia telah pergi menunaikan rindu yang telah
membendung dan melangit...
Tapi dia akan kembali...
Dia titipkan rindu hingga ada yang datang
menghampiri.
Kini setelah Rian yakin bahwa
Rani memberikan Isyarat pertanda bahwa Rian menyukainya. Rian pun mengajak rani
ke suatu tempat dimana di tempat itu ketika memandangi senja dengan langit
berwarna keemasan memenuhi kubah langit. Terasa ada kedamaian yang ditimbulkan oleh
senja. Rian dan Rani duduk bersampingan dengan memandang ke arah barat
memperhatikan matahari yang bergeser dan ingin meniggalkan senja sore itu.
“Rani,bagaimana senja sore ini,
terlihat indah yah?” Rian mendahului percakapan.
“Iya, ada yang berbeda dengan
senja sore ini!”
“Apa yang berbeda Rani?”
“Mungkin hanya aku yang merasakan
perbedaan itu.”
“Mengapa seperti itu, hanya kamu
yang merasakannya?”
Rani hanya tersenyum sambil
melanjutkan memandangi matahari diakhir-akhir senja.
Xxx
Waktu terus berganti seiring
dengan bergantinya jarum jam yang ada pada jam dinding. Kedua insan itu kini
semakin dekat dan akarab. Rian selalu memanjakan keinginan-keinginan Rani. Rani
tanpa sadar telah memasuki kehidupan Rian yang penuh dengan kebahagian.
Rian bercerita kepada Randi
sahabatnya tentang kedekatanya pada Rani.
“Akhirnya aku mulai dekat dengan
dia...”. Rian bercerita.
“Dengan dia siapa?”. Randi
menjawab sambil asyik memainkan gitar.
“Si dia itu, masa kamu tidak
tahu.”
“Ooo, maksud kamu... Rani.”
“Iya siapa lagi selain dia. Kamu
kayak tidak mengerti saja.”
“Terus bagaimana
perkembangannya?”. Menatap ke Rian
“Aku sih masih pendekatan sampai
saat ini. Semoga dia memberikan respon yang baik.”
“Yah aku dukung deh kamu.”
Setelah Rian bercerita dengan
Randi, dia keluar meninggalkan Randi sendirian. Dia pergi dengan perasaan
senang di hati. Karena hanya Randilah tempatnya bercerita dan membagi semua
cerita. Bukan hanya ketika senang tapi ketika sedih Rian bercerita pada Randi.
Xxx
Setelah tujuh bulan awal
pertemuan, perkenalannya dengan rani, Rian kini sudah yakin dengan pilihan
hatinya. Rian yang dulunya telah merasakan sakit karena masa lalu disebabkan
luka yang digoreskan hingga dia tak mau lagi merasakan manisnya kenangan yang
dulu ia lewati bersama perempuan lain. Telah terobati dengan kehadiran Rani.
Rani bagai obat luka yang mengobati goresan luka pada Rian. Rian mulai Gemar
menulis, walau hanya goresan-goresan dari tinta di kertas-kertas yang kusam.
Rian bangkit dari kenangan-kengan pahit. Dia sering mengirimi kata-kata
romantis ke HP Rani hanya sekedar memberikan sedikit dari banyaknya perhatian
Rian kepada Rani.
Xxx
Kini Rian memberanikan diri
mengatakan semua perasaanya pada Rani. Ketika Rani sedang duduk sendiri. Mereka
duduk berdua berdampingan.
“Rani, satelah semua yang aku
rasakan padamu, apa yang kamu rasakan sama sepertiku?.”
“Perasaan apa?”
“Perasaan bahwa aku menyukaimu.”
Rani hanya diam mendengarkan Rian
mengatakan perasaan pada dirinya. Rani seakan bingung dan mau berkata apa dan
memberikan penjelasan pada Rian.
“Sebenarnya, aku menganggap kamu
ini hanya sebagai saudara yang ku jadikan kakakku karena aku tak mau melanggar
rasa persaudaraanku padamu.” Begitu kata Rani pada Rian.
Rian sudah terima apapun jawaban
Rani nantinya, karena Rian tahu Rani menjujung rasa persaudaraan pada dirinya.
Rian berkata “biarkan kamu tak
menerima semua ini tapi aku akan selalu mengisi ‘namamu’ di dalam hatiku.”
Makassar, 31-05-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar