Halaman Awal

09 Juni 2015

Rani dan Rian - Cerpen

RANI dan RIAN 
Oleh N Yahya Yabo

Di antara pagi dan siang ada embun...
Di antara sore dan malam ada senja...
Dan ..
Telah kukisahkan kisahnya dalam kisahmu kelak.

Pertemuan yang tak terdugadi suatu kegiatan luar kampus. Kini genap lima bulan setelah kegiatan yang dia ikuti di sebuah tempat. Orang-orang bertahanlah yang sempat bertahan dalam lingkaran.
Entah kapan perasaan-perasaan seorang anak muda itu muncul pada dirinya. Padahal waktu telah ia lewati bersama temannya itu, suka, canda, tawa bahkan samapai duka. Rian telah menjadi bagian dari rasa persaudaraan teman-temannya. Ada satu sosok yang membuat Rian penuh semangat dan gairah saat melihatnya. Sebut saja dia Rani. Sosok rani inilah yang membuat Rian berbeda dari yang sebelumnya. Randi, teman Rian yang selalu bersama, yang selalu memberikan motivasi dan dorongan spirit terhadap rian. Rian kini masih bimbangdengan perasaannya. Mungkin karena rani yang telah dianggapanya saudara kini perlahan-lahan Rian menyukainya. Di sisi lain Rian telah menganggapanya saudara dan di sisi lain Rian tidak bisa pungkiri perasaannya terhadap Rani. Sama dengan bulan dan matahri harus selalu menunggu malam untuk muncul dan harus menuggu pagi baru matahari terbit. Begitu juga perasaan Rian terhadap Rani.
Rian takut untuk mengatakan perasaanya terhadap rani. Tapi Randi selalu saja ada dibelakangnya, selalu mendukungnya. Yah mungkin hanya Randi yang mengetahui hal ini, karena Rian selalu bercerita kepada Randi. Kalopun ada teman lain yang mengetahui perasaan rian terhadap Rani itu karena gerak-gerik Rian yang selalu memberikan perhatian lebih terhadap Rani. Sampai saat ini Rian belum mengungkapkan perasaanya. Raian hanya bisa menunggu dan menunggu kapan dia harus mengatakan perasaanya yang telah lama dia pendam dalam hati. Mungkin menunggu saat-saat yang tepat Rian untuk menyatakanya. Berdosa atau tidak berdosa sebab Rian telah melanggar rasa persaudaraanya terhadap rani. Yah itulah cinta katanya tak bisa dihalangi oleh apapun dan siapapun. Seperti air yang selalu mengalir deras walaupun kadang ada bendungan yang menghalangi, bendungan itu akan terhantam dengan derasnya air hingga air melewati bendungan.
Xxx


Dia telah pergi menunaikan rindu yang telah membendung dan melangit...
Tapi dia akan kembali...
Dia titipkan rindu hingga ada yang datang menghampiri.
Kini setelah Rian yakin bahwa Rani memberikan Isyarat pertanda bahwa Rian menyukainya. Rian pun mengajak rani ke suatu tempat dimana di tempat itu ketika memandangi senja dengan langit berwarna keemasan memenuhi kubah langit. Terasa ada kedamaian yang ditimbulkan oleh senja. Rian dan Rani duduk bersampingan dengan memandang ke arah barat memperhatikan matahari yang bergeser dan ingin meniggalkan senja sore itu.
“Rani,bagaimana senja sore ini, terlihat indah yah?” Rian mendahului percakapan.
“Iya, ada yang berbeda dengan senja sore ini!”
“Apa yang berbeda Rani?”
“Mungkin hanya aku yang merasakan perbedaan itu.”
“Mengapa seperti itu, hanya kamu yang merasakannya?”
Rani hanya tersenyum sambil melanjutkan memandangi matahari diakhir-akhir senja.
Xxx
Waktu terus berganti seiring dengan bergantinya jarum jam yang ada pada jam dinding. Kedua insan itu kini semakin dekat dan akarab. Rian selalu memanjakan keinginan-keinginan Rani. Rani tanpa sadar telah memasuki kehidupan Rian yang penuh dengan kebahagian.
Rian bercerita kepada Randi sahabatnya tentang kedekatanya pada Rani.
“Akhirnya aku mulai dekat dengan dia...”. Rian bercerita.
“Dengan dia siapa?”. Randi menjawab sambil asyik memainkan gitar.
“Si dia itu, masa kamu tidak tahu.”
“Ooo, maksud kamu... Rani.”
“Iya siapa lagi selain dia. Kamu kayak tidak mengerti saja.”
“Terus bagaimana perkembangannya?”. Menatap ke Rian
“Aku sih masih pendekatan sampai saat ini. Semoga dia memberikan respon yang baik.”
“Yah aku dukung deh kamu.”
Setelah Rian bercerita dengan Randi, dia keluar meninggalkan Randi sendirian. Dia pergi dengan perasaan senang di hati. Karena hanya Randilah tempatnya bercerita dan membagi semua cerita. Bukan hanya ketika senang tapi ketika sedih Rian bercerita pada Randi.
Xxx
Setelah tujuh bulan awal pertemuan, perkenalannya dengan rani, Rian kini sudah yakin dengan pilihan hatinya. Rian yang dulunya telah merasakan sakit karena masa lalu disebabkan luka yang digoreskan hingga dia tak mau lagi merasakan manisnya kenangan yang dulu ia lewati bersama perempuan lain. Telah terobati dengan kehadiran Rani. Rani bagai obat luka yang mengobati goresan luka pada Rian. Rian mulai Gemar menulis, walau hanya goresan-goresan dari tinta di kertas-kertas yang kusam. Rian bangkit dari kenangan-kengan pahit. Dia sering mengirimi kata-kata romantis ke HP Rani hanya sekedar memberikan sedikit dari banyaknya perhatian Rian kepada Rani.
Xxx
Kini Rian memberanikan diri mengatakan semua perasaanya pada Rani. Ketika Rani sedang duduk sendiri. Mereka duduk berdua berdampingan.
“Rani, satelah semua yang aku rasakan padamu, apa yang kamu rasakan sama sepertiku?.”
“Perasaan apa?”
“Perasaan bahwa aku menyukaimu.”
Rani hanya diam mendengarkan Rian mengatakan perasaan pada dirinya. Rani seakan bingung dan mau berkata apa dan memberikan penjelasan pada Rian.
“Sebenarnya, aku menganggap kamu ini hanya sebagai saudara yang ku jadikan kakakku karena aku tak mau melanggar rasa persaudaraanku padamu.” Begitu kata Rani pada Rian.
Rian sudah terima apapun jawaban Rani nantinya, karena Rian tahu Rani menjujung rasa persaudaraan pada dirinya.
Rian berkata “biarkan kamu tak menerima semua ini tapi aku akan selalu mengisi ‘namamu’ di dalam hatiku.”



Makassar, 31-05-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dibaca