Reformasi atau Repot-Masih?
Oleh N Yahya YaboFoto: Tugu Reformasi/N Yahya Yabo |
Saat itu yang menjadi tujuan dan cita-cita yang melakukan pergerakan (mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil) mengiginkan adanya perubahan yang terjadi salah satunya adalah Reformasi. Reformasi akan membuat masyarakat menjadi lebih bebas menentukan sikap tanpa takut didiskriminasi oleh penguasa, lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat yang pada orde sebelumnya sangat jarang terjadi. Saat mahasiswa dan kelompok sipil bisa menguasai gedung DPR/MPR RI yang menjadi puncak dari pergerakan yang dilakukan sehingga pada saat itu presiden yang sedang memimpin mendapat tekanan dari pergerakan sehingga presiden memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Saat itu juga sudah dimulainya era Reformasi.
Setelah saat ini 19 tahun Reformasi (2017) (bisa berganti), memang dampak dari Reformasi ada. Kita sudah lebih bisa menentukan sikap tanpa takut didiskriminasi, mendapatkan kebebasan berpendapat di muka umum dan lain sebagainya. Hanya saja apakah memang sudah benar cita-cita Reformasi sudah berjalan sesuai dengan cita-citanya dulu 19 tahun silam (bisa diganti) atau kita masih sibuk dengan urusan masing-masing yang tidak sejalan dengan cita-cita para penggerak Reformasi lalu? Ataukah kita masih saja repot dengan urusan caci maki, ketimpangan sosial, sibuk beradu argumen tanpa ada penyelesaian dan masih banyak lagi yang terjadi di negeri ini saat negara lain sudah berlomba-lomba dengan kecanggihan dan kemutakhiran karya-karya mereka. Kita sudah benar-benar ber-Reformasi atau kita hanya ‘Repot- masih’ dengan urusan kita masing-masing?. (yab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar