BOCAH: menjajakan koran di
tengah-tengah keramaian kota
|
Oleh N Yahya yabo - Bontang
Masih kecil, dia sudah bisa
bekerja sendiri. Berteriak sambil menjajakan koran yang dia bawa. Tanpa
memperhatikan keselamatannya sendiri, dia berjalan menawarkan koran yang dijual
kepada pengendara yang lalu lalang didepannya.
Muhammad Rusdi Rafael (11),
setiap harinya selalu menjajakan koran di pertigaan Gunung Sari-Rawa Indah.
Setiap pulang sekolah pukul 17:30, dia lansung mengambil koran di tempat loper koran. Dari pukul 18:00 dia sudah
mulai menjajakan korannya hingga pukul 22:00 malam.
“Saya setelah pulang
sekolah baru bisa jualan. Biasa juga kalau pagi, karena sekolah masuk siang.”
Kata Rafael
Bocah yang duduk di bangku
kelas 5 sekolah dasar ini, sudah berjualan sejak kelas 3. Dia bekerja bukan
tanpa alasan. Pasalnya orang tuanya sudah sakit-sakitan sedangkan ibunya hanya
bekerja sebagai tukang cuci baju tetangga.
“Orang tua yang satunya (Bapak)
sudah sakit-sakitan, kalau ibu cuman nyuci baju.” Beber Rafael
Rafael anak terakhir dan
memiliki enam saudara, mengatakan jika berjualan koran dia bisa mandiri tanpa
membebani orang tuanya dan juga bisa memenuhi kebutuhan sekolahnya. Dia tak pernah meninggalkan sekolahnya,
selepas pulang jualan koran dia lansung belajar bersama temannya.
“Jualan biar bisa beli
macam-macam, seperti kebutuhan sekolah dan jajan tanpa minta orang tua. Sesudah
jualan ini, saya lansung pulang mau belajar.” Ungkap Rafael
Saat ditanyakan mengenai
cita-cita saat besar natinya, dia menjawab ingin menjadi pengusaha.
“Saya mau jadi tentara biar
bisa jaga-jaga. Kalau tidak yah jadi pengusaha sukses aja.” Tutur Rafael. (*)
http://ansarsaad12.blogspot.co.id/2016/09/pros-and-cons-of-regional-indigenous.html
BalasHapus